Tren Wisatawan Indonesia Tahun Depan, Marak Liburan ke Luar Negeri
Mengikuti kebiasaan dan minat masyarakat yang dinamis setiap saat, selera atau tren liburanwisatawan pun berubah-ubah. Oleh karenanya, banyak situs pemesanan wisata atau agensi perjalanan yang melakukan survei mereka sendiri demi mengamati tren liburan tiap tahun.
Salah satunya adalah SiteMinder, platform manajemen akomodasi global, yang baru saja meluncurkan hasil survei tren liburan untuk tahun depan dalam SiteMinder's Changing Traveller (SMCT) 2025.
Terdapat beberapa tren perjalanan yang menarik untuk dilakukan pada tahun depan, mulai dari pemanfaatan kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) hingga tren pergi ke luar negeri.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebanyak 79 persen wisatawan Indonesia memilih melancong ke luar negeri pada tahun depan, berdasarkan data SiteMinder's Changing Traveller 2025, yang diluncurkan pada Selasa (12/11). Angka tersebut lebih tinggi 7 persen dibandingkan rata-rata persentase global.
"Kenaikan wisatawan untuk melancong ke luar negeri itu 72 persen (persentase global), tinggi banget. Itu artinya, keinginan orang untuk liburan ke luar negeri itu luar biasa tinggi untuk tahun 2025," ucap Rio Ricardo, Country Manager SiteMinder Indonesia dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (12/11).
Situs Pencarian Daring untuk Merencanakan Perjalanan
Seiring dengan kemajuan zaman, teknologi digital semakin diandalkan masyarakat untuk melakukan banyak kegiatan, termasuk merencanakan perjalanan liburan.
Lihat Juga :![]() |
Kenaikan pencarian daring pada tahun 2025 diperkirakan meningkat hingga 10 persen. Metode pencarian hotel melalui Online Travel Agency(OTA), dipilih oleh sebanyak 25 persen masyarakat Indonesia.
Lalu, terjadi kenaikan 7 persen untuk tahun 2025 dalam hal pemesanan hotel secara daring, yakni sebanyak 62 persen memilih memesan hotel melalui OTA, di situs-situs yang sudah terkenal seperti Traveloka, Booking.com, dan lain-lain.
Penggunaan AI dalam Sektor Pariwisata
Maraknya penggunaan kecerdasan buatan (AI) turut mengintervensi sektor pariwisata global. Kini, banyak pelaku industri pariwisata, khususnya penyedia layanan hotel dan penginapan lainnya yang turut mengintegrasikan AI sebagai layanan mereka.
Berdasarkan data SiteMinder pula, sebanyak 78 persen wisatawan global menunjukkan sikap terbuka terhadap penggunaan AI dalam sektor pariwisata, khususnya dalam merencanakan, memesan, dan menikmati pemesanan hotel pada tahun 2025.
Di samping itu, angka yang cukup mengejutkan ialah hasil survei terhadap wisatawan Indonesia, yang 98% di antaranya terbuka terhadap penggunaan AI.
Selain Indonesia, Thailand juga menyatakan sikap terbuka (98 persen setuju). Angka yang cukup tinggi juga diraih oleh wisatawan Amerika Latin. Sedangkan, wisatawan Eropa dan Oseania menyatakan tidak terlalu setuju dengan penggunaan AI untuk sektor pariwisata.
Australia sendiri, misalnya, hanya 62 persen dari mereka yang setuju terhadap penggunaan AI untuk melakukan pemesanan hotel, karena dirasa tidak terlalu baik dari segi keamanan.
"Di Indonesia sendiri, penggunaan AI itu malah sangat di-welcome. Tapi untuk negara-negara seperti Oseania, Amerika Utara, dan juga Eropa, mereka itu cukup concerndengan penggunaan AI," tutur Rio.
Menurutnya, negara-negara di Oseania, Amerika Utara, dan Eropa, masih belum percaya dengan tingkat keamanan yang dimiliki AI, sehingga tak begitu menyambut dengan baik adanya pengembangan AI sebagai alat yang digunakan untuk mencari dan memesan penginapan.
Program Loyalty Program Hotel bagi Wisatawan
Selanjutnya, yang cukup menarik perhatian sebagai tren perjalanan tahun depan adalah program loyalitas (loyalty program). Menurut Rio, sekarang orang-orang cenderung lebih sering kembali ke penginapan yang sudah pernah mereka tempati sebelumnya.
"Sekitar 24 persen wisatawan itu akan kembali ke hotel yang mereka singgahi sebelumnya. Jadi dengan adanya ini, hotel mungkin bisa mem-planning, mengembangkan program loyalty-nya mereka," jelas Rio.
Lelaki itu juga menyarankan hotel-hotel di Indonesia mulai menyediakan paket-paket spesial yang hanya ditawarkan bagi tamu yang rutin berkunjung atau pelanggan setia.
Workcation, Eranya Kerja Sambil Liburan
Tren wisata selanjutnya yang diperkirakan ramai untuk tahun 2025 ialah workcationatau work vacation, yakni liburan yang mengombinasikan bekerja dan wisata. Orang-orang bisa bekerja sembari liburan, dengan memanfaatkan fasilitas-fasilitas yang ada di penginapan.
Contohnya seperti fasilitas business center, atau ruangan-ruangan yang bisa digunakan untuk rapat, serta jaringan internet.
Berdasarkan data SiteMinder, sebanyak 67 persen wisatawan Indonesia mengatakan akan bekerja saat berlibur. Adapun negara kita menempati posisi kedua dalam survei workcationini, setelah Thailand dengan persentase 69 persen.
-
9 Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Serai, Bisa Redakan AnxietyFOTO: Koleksi Klasik Berakar Budaya Romawi dan Kisah Cinta FendiPrabowo Langsung Beri Santunan ke Anak Yatim dan Kaum Dhuafa Begitu Sampai di DPP Partai GerindraKapolri hingga Ketua DPR Disematkan Jadi Warga Kehormatan MarinirINFOGRAFIS: Wijen, 'Si Mungil' Penggugah Selera MakanPrabowo Langsung Beri Santunan ke Anak Yatim dan Kaum Dhuafa Begitu Sampai di DPP Partai GerindraSyarat dan Cara Bikin Visa Korea, Segini BiayanyaAwas, Ada 5 Kebiasaan SehariKorsel Luncurkan Visa Digital Nomad, Syaratnya Punya Pendapatan Rp1 MSejarawan Sebut Anies Baswedan Durhaka Jika Tidak Lakukan Ini
下一篇:Bea Cukai Soetta Gagalkan Penyelundupan Sabu Seberat 1,8 Kg hingga Cathinone 3,8 Kg
- ·Lokasi, Wahana, dan Harga Tiket Masuk Sea World Terbaru 2024
- ·Advokat Ditahan Oleh Kejagung, PERADI Ajukan Praperadilan
- ·Hampir 50 Persen Bumil di Indonesia Idap Anemia, Ini Bahayanya
- ·Polri Pastikan Kondisi Pilot Susi Air yang Disandera KKB Dalam Keadaan Baik
- ·Korsel Luncurkan Visa Digital Nomad, Syaratnya Punya Pendapatan Rp1 M
- ·FOTO: Deretan Busana Terbaik di SAG Awards 2024
- ·5 Bacaan Doa untuk Orang yang Sakit agar Diberikan Kesembuhan
- ·Kasus Naik di Sejumlah Daerah, Waspada Gejala Demam Berdarah Ini
- ·Ini yang Terjadi Saat Insentif Mobil EV Dicabut, Penjualan Anjlok Parah
- ·Pengungsi Korban Gempa Papua Makin Bertambah Menjadi 2.136 Jiwa
- ·Pengungsi Korban Gempa Papua Makin Bertambah Menjadi 2.136 Jiwa
- ·Lebih dari 20.000 Pensiunan Terlayani, KB Bank Raih Penghargaan dari ASABRI
- ·Jadwal Pembukaan Prakerja Gelombang 72 Tahun 2025, Ada Batasan Usia Penerima
- ·Doa untuk Bayi yang Baru Lahir dan Tata Cara Membacanya
- ·Sejarawan Sebut Anies Baswedan Durhaka Jika Tidak Lakukan Ini
- ·Hukum Ziarah Kubur Sebelum Ramadan
- ·Indahnya Masjid Omar Ali Saifuddien, Tempat Akad Nikah Pangeran Mateen
- ·Niat, Doa, dan Tata Cara Sholat Nisfu Syaban
- ·Jubir: Kapolda Jambi Pakai Helikopter ke Kerinci Bukan dalam Rangka Pengamanan JK
- ·Alasan Kenapa Sebaiknya Jangan Lepas Sepatu Saat di Pesawat
- ·Dinilai Terlalu Seksual, Iklan Calvin Klein FKA Twigs Dilarang Beredar
- ·Berkas 8 Tersangka Net89 Segera Dilimpahkan ke Kejaksaan, Kerugian Korban Tembus Rp 2 Triliun
- ·3 Keutamaan Puasa Nisfu Syaban, Dapat Syafaat dari Rasulullah SAW
- ·Habib Bahar Diproses Secepat 'Kilat', Polri Diminta untuk Adil dalam Penanganan Kasus Lainnya
- ·ADAKSI Berharap Februari Tukin Dosen Sudah Cair
- ·VIDEO: Nikmat Meneguk Kopi Ditemani Para Anabul di Kafe Kucing Irak
- ·Ssst..! Belanja Merchandise BNI Java Jazz 2025 Bisa Dapat Diskon 20%, Begini Caranya
- ·UNUSIA Bahas Penegakan Disiplin Kedokteran di Indonesia, Proses Hukumnya Agar Transparan
- ·VIDEO: Nikmat Meneguk Kopi Ditemani Para Anabul di Kafe Kucing Irak
- ·Mitos atau Fakta, Benarkah Udara Dingin Bisa Picu Alergi?
- ·FOTO: Singsing Fajar Perdana 2024 di Ufuk Bromo
- ·Aziz Yanuar: Penjara Seharusnya Diisi Pelaku Kriminal, Bukan yang Berseberangan dengan Penguasa
- ·Usai Ekshumasi Hari Ini, Polisi Rencanakan Bongkar Korban Serial Killer Lainnya
- ·Diungkap Densus 88 Anti Teror, Ustaz Farid Okbah Akan di...
- ·Muhammadiyah Sudah Tetapkan Awal Ramadan dan Idulfitri, Bagaimana dengan Kemenag?
- ·VIDEO: Kursi Stadion Olimpiade Paris 2024 dari Sampah Daur Ulang