Nah Lho! AI Kebanggan Tiongkok Dituding Jiplak Gemini Google
DeepSeek, perusahaan kecerdasan buatan asal Tiongkok, menjadi sorotan usai model terbarunya, R1-0528, diduga dilatih menggunakan output dari model milik Google, Gemini.
Model R1-0528 disebut mampu menyelesaikan soal matematika dan pemrograman secara impresif, namun DeepSeek tidak mengungkapkan secara terbuka asal data pelatihan model tersebut. Hal ini memicu dugaan bahwa data latihannya berasal dari model AI lain yang lebih canggih, khususnya Gemini versi 2.5 Pro.
Dugaan ini pertama kali disampaikan oleh pengembang AI asal Melbourne, Sam Paech, yang kerap menguji kecerdasan emosional model AI. Ia mengklaim memiliki bukti bahwa DeepSeek meniru gaya bahasa Gemini.
“Kalau kamu merasa model DeepSeek R1 terdengar agak berbeda, kemungkinan besar mereka sudah beralih dari output OpenAI ke Gemini,” tulis Paech dalam unggahannya di media sosial X, Kamis (5/6/2025).
Baca Juga: Cerita Liang Wenfeng, dari Desa Kecil Mengguncang Dunia Lewat DeepSeek
Seorang pengembang anonim juga mendukung klaim tersebut. Ia menyebutkan bahwa “jejak pemikiran”dari DeepSeek R1-0528 sangat menyerupai pola keluaran Gemini, yang memperkuat dugaan bahwa DeepSeek menggunakan teknik distilasi—yakni melatih model baru dengan meniru keluaran dari model AI lain.
Ini bukan kali pertama DeepSeek dituduh melakukan hal serupa. Pada Desember 2024, model sebelumnya sering kali salah mengidentifikasi diri sebagai ChatGPT. Kecurigaan pun muncul bahwa DeepSeek menggunakan log percakapan dari ChatGPT untuk melatih modelnya.
Pada awal 2025, OpenAI mengungkapkan kepada Financial Timesbahwa mereka menemukan bukti DeepSeek melakukan distilasi terhadap model mereka. Meski teknik tersebut umum digunakan di industri AI, OpenAI secara tegas melarang penggunaannya untuk menciptakan produk pesaing.
Laporan Bloomberg juga menyebutkan bahwa Microsoft, investor utama OpenAI, menemukan aktivitas pengambilan data dalam jumlah besar dari akun pengembang OpenAI pada akhir 2024. Akun-akun tersebut diyakini memiliki keterkaitan dengan DeepSeek.
Baca Juga: Teknologi Bocor, Trump Dikabarkan Segera Blokir DeepSeek di AS
Di tengah maraknya penggunaan data sintetis, para ahli menyebutkan bahwa konten internet kini semakin sulit dibedakan antara buatan manusia dan AI. Artikel clickbait serta unggahan bot di platform seperti Reddit dan X turut "mengontaminasi" data pelatihan yang beredar.
Nathan Lambert, peneliti dari lembaga AI nirlaba AI2, menyebut dugaan penggunaan data dari Gemini oleh DeepSeek sebagai sesuatu yang masuk akal.
“Kalau saya di posisi DeepSeek, saya juga akan membuat banyak data sintetis dari model API terbaik yang ada. Mereka kekurangan GPU tapi punya banyak uang. Dengan cara ini, mereka bisa dapat daya komputasi lebih banyak secara tidak langsung,” tulis Lambert di X.
Menanggapi tren ini, perusahaan-perusahaan AI besar seperti Google, OpenAI, dan Anthropic mulai memperketat sistem keamanan data model mereka.
-
Dubai Badai dan Banjir, Bandara Tersibuk Dunia pun TergenangMobil Hybrid ini Dinobatkan sebagai PHEV dengan Daya Terpanjang hingga 113 kmGaya Sederhana Selvi Ananda, Tapi Sebenarnya Serba PradaHari Ketiga Lebaran 2024, Pengunjung Ragunan Tembus 112 OrangSingapura Dihantam Gelombang Baru Covid, Sepekan Capai 25 Ribu KasusTak Akan BuruPrudential Syariah Tegaskan Dominasi di Industri Asuransi HalalEmiten Tambang Low Tuck Kwong (MYOH) Sebar Dividen USD8 Juta, Telisik Jadwalnya!FOTO: Bunga Jacaranda dan Lisbon yang 'Ungu' di Musim PanasBayi Meninggal Usai Vaksin, Kemenkes Sebut Imunisasi Ganda Aman
下一篇:Viral Tiktoker Loncat Keluar Masuk Saat Kereta Jalan, KAI Buka Suara
- ·Ngantor Pakai Piyama dan Baju Rumahan Jadi Tren Baru di China
- ·Feri Amsari: Penyingkiran Brigjen Endar Diduga Upaya untuk Merekayasa Alat Bukti Korupsi!
- ·Gegara Trump, Ekonomi Amerika Serikat Diprediksi Hanya Tumbuh 1,5% di 2025
- ·Tak Selalu Buruk, Apa Saja Efek Terkena AC Setiap Malam?
- ·Mangrove Dubai, Proyek Fantastis Bangun Pesisir Terbesar di Dunia
- ·Lawan Efek Kebijakan Trump, Uni Eropa Bakal Rilis Aturan Baru untuk Aluminium dan Baja
- ·Susno Duadji Beberkan Tiga PR Besar Pemerintah untuk Tuntaskan Masalah Pejabat Berekening Gendut
- ·Santoso Sebut ASN Ditjen Pajak yang Pertontonkan Kekayaan Harus Didisiplinkan
- ·3 Tips Panjang Umur Menurut Islam, Terapkan dalam Keseharian
- ·Tak Selalu Buruk, Apa Saja Efek Terkena AC Setiap Malam?
- ·FOTO: Detak Jantung Tokyo di Tengah Padatnya Jalur Yamanote
- ·Ciri Kecanduan Judi Online Kata Psikolog, Butuh Perawatan Ahli
- ·Mau Dilantik jadi Walikota, Rahmat Effendi Sudah Bikin Susah Warga Bekasi
- ·PLN Siap Ciptakan 1,7 Juta Lapangan Kerja Lewat RUPTL 2025
- ·Ngegas Goda Trump, Vietnam Gencarkan Diplomasi Dagang ke Amerika Serikat
- ·Feri Amsari: Penyingkiran Brigjen Endar Diduga Upaya untuk Merekayasa Alat Bukti Korupsi!
- ·Besok Puasa Rajab 2024, Ini Hukum, Waktu dan Perbedaan 4 Mazhab Ulama
- ·Kao Indonesia Pasang PLTS 6,53 MWp, Jadi Solar Power Terbesar di Grup Kao Asia
- ·Saat Zulhas Bandingkan Putusan MK Saat Prabowo Dua Kali Kalah Pilpres
- ·Ketegangan China–Taiwan Memanas, Saling Tuduh Soal Serangan Siber
- ·Anggota DPRD Banten Didatangi Satgassus Anti Korupsi Polri, Ada Apa?
- ·Sopir Avanza Diperiksa Pasca Kecelakaan Cipali yang Tewaskan Korban
- ·Resmi Dipecat dari Kemenkeu, Rafael Alun Trisambodo Tidak akan Dapat Uang Pensiun
- ·FOTO: Kain Endek, Warisan Budaya Pulau Dewata yang Mendunia
- ·Transportasi Udara Jadi Senjata Baru Indonesia Lawan Ilegal Fishing
- ·Usai Aluminium dan Baja, Trump Kini Bakal Terapkan Aturan Tarif Baru untuk Tembaga
- ·Pria Juga Bisa Rasakan Nyeri Usai Bercinta, Ini Alasannya
- ·Jalur Kereta Internasional Vietnam
- ·FOTO: Menengok Pembuatan Kain Tenun Aceh, Pusaka Tanah Rencong
- ·Gaya Sederhana Selvi Ananda, Tapi Sebenarnya Serba Prada
- ·Cupi Cupita Ungkap Dampak Terseret Promosi Judi Online Pada Pekerjaannya
- ·Ciri Kecanduan Judi Online Kata Psikolog, Butuh Perawatan Ahli
- ·NYALANG: Air Mata Berbalut Doa
- ·FOTO: Kawanan Boneka Hewan Keliling Dunia, Kabur dari Krisis Iklim
- ·Cerita Penumpang Bawa Bayi Terjebak di Bandara Dubai Saat Banjir
- ·Wamenperin Akui Penjualan Mobil Drop, 'Kondisi Global'